Beragam
tanaman obat dapat digunakan untuk mengatasi penyakit demam berdarah, baik
berupa simplisia, serbuk, maupun sirup. Masih diperlukan penelitian untuk
menghasilkan obat yang teruji mutu, keamanan, dan khasiatnya agar bisa
dikembangkan sebagai obat fitofarmaka dan dimanfaatkan dalam pengobatan formal
penyakit demam berdarah.
Terdapat lima jenis tanaman obat yang biasa digunakan masyarakat untuk
mengatasi penyakit demam berdarah, yaitu pepaya gandul, kunyit, temu ireng,
meniran, dan jambu biji. Tanaman tersebut diramu sedemikian rupa, baik dalam
bentuk simplisia kering, serbuk maupun sirup.
Lima jenis tanaman tersebut sudah digunakan secara empiris sebagai obat
tradisional, diketahui nama latin dan sistematikanya sehingga tidak salah dalam
memilih jenis tanaman, diketahui kandungan zat berkhasiat dan golongan senyawa
atau zat identitasnya, dan tanaman diproses sesuai dengan metode standar.
Pepaya (Carica papaya)
Untuk ramuan DBD, digunakan daun pepaya jantan (pepaya gandul). Daun pepaya
mengandung berbagai enzim seperti papain, karpain, pseudokarpain, nikotin,
kontinin, miosmin, dan glikosida karposid.
Manfaat empiris daun pepaya gandul adalah getah daun muda untuk obat pencahar,
daunnya merangsang sekresi empedu serta sebagai obat sakit perut, demam
malaria, dan penyakit cacing serta membantu proses pencernaan.
Daun pepaya sudah digunakan sebagai bahan ramuan obat di 23 negara dan mendapat
prioritas sebagai tanaman obat utama menurut WHO.
Hasil penelitian mengenai khasiat daun pepaya menunjukkan bahwa papain pada
daun pepaya memiliki efek terapi pada penderita inflamasi atau pembengkakan
organ hati, mata, kelamin, dan usus halus. Pembengkakan organ hati ditemukan
pada penderita demam berdarah. Di samping itu, daun pepaya juga memiliki
aktivitas anti oksidan, anti koagulan, serta menyembuhkan luka lambung dan
usus.
Meniran (Phyllanthus niruri)
Meniran memiliki khasiat sebagai obat anti virus. Senyawa yang ditemukan pada
meniran antara lain adalah triterpenoid, flavoniod, tanin, alkaloid, dan asam
fenolat.
Secara empiris, rebusan daun meniran sering dimanfaatkan sebagai obat
tradisional untuk mengobati penyakit hati, sebagai diuretik untuk hati dan
ginjal, kolik, penyakit kelamin, obat batuk, ekspektoran, antidiare, seriawan /
panas dalam, dan sebagai tonik lambung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meniran berfungsi menghambat DNA polimerase
dari virus hepatitis B dan virus hepatitis sejenisnya, menghambat enzim reverse
transcriptase dari retrovirus, sebagai anti bakteri, anti fungi, anti diare,
dan penyakit gastrointestinal lainnya. Meniran juga memiliki fungsi
meningkatkan ketahanan tubuh penderita dengan cara memacu fagositosis sel
makrofag, fungsi proliferatif limfosit T, antibodi IgM dan IgG, aktivitas
hemolitik, sitotoksisitas sel NK, dan khemotaksis neutrofil dan makrofag.
Kunyit (Curcuma domestica)
Kunyit telah lama dimanfaatkan dalam ramuan obat tradisional untuk mencegah dan
mengobati berbagai macam penyakit, seperti stomakik, stimulan, karminatif,
haematik, hepato-protektor, mengobati luka lambung dan ulser, sebagai pewarna
makanan, bumbu, anti spasmodik, anti imflamasi, gangguan pencernaan, dan
sebagai insektisida, bahan kosmetik, dan anti oksidan.
Rimpang kunyit mengandung minyak atsiri (turmeron, zingiberene) dan zat
berkhasiat dari golongan kurkuminoid (kurkumin I, II, dan III).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kunyit memiliki aktivitas sebagai anti
mikroba (berspektrum luas), antivirus HIV, anti oksidan, anti tumor
(menginduksi apostosis), menghambat perkembangan sel tumor payudara, anti
invasi sel kanker, anti reumatoid artritis (rheumatik), dan untuk mengobati
penyakit pencernaan (tukak lambung).
Temu Ireng (Curcuma aeruginosa)
Temu ireng telah banyak dimanfaatkan secara empiris untuk mengobati sel-sel
hati yang rusak. Pada penderita demam berdarah, terjadi kerusakan sel-sel hati.
Secara empiris temu ireng juga bermanfaat untuk mengobati kolik, luka lambung
dan usus, asma, batuk, menambah nafsu makan, memper cepat pengeluaran lokhia
setelah melahirkan, mencegah obesitas, rematik, anthelmintik, dan sebagai
sumber tepung.
Temu ireng mengandung minyak atsiri (turmeron, zingiberene), kurkuminoid
(kurkumin I, II, dan III) serta alkaloid, saponin, pati, damar, dan lemak.
Jambu Biji (Psidium guajava)
Daun jambu biji sudah banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Secara
empiris, daun jambu biji bersifat anti biotik dan telah dimanfaatkan untuk anti
diare, sedangkan buahnya untuk obat pencahar, tanin mempersempit urat darah.
Daun jambu biji mengandung tanin, minyak atsiri, minyak lemak, dan minyak
malat, sedangkan buahnya mengandung vitamin C yang tinggi.
Hasil penelitian yang dikutip dari berbagai sumber menunjukkan daun jambu biji
terbukti dapat menghambat aktivitas enzim reverse transcriptase dari
virus dengue, tanin menghambat enzim reverse transcriptase maupun DNA
polymerase dari virus serta menghambat pertumbuhan virus yang berinti DNA
maupun RNA.
Hasil uji klinis menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kering daun jambu biji
selama 5 hari mempercepat pencapaian jumlah trombosit >100.000/µl, pemberian
ekstrak kering setiap 4-6 jam meningkatkan jumlah trombosit >100.000/µl
setelah 12-14 jam, tanpa menimbulkan efek samping yang berarti. Dengan
demikian, ekstrak daun jambu biji dapat digunakan untuk pengobatan kuratif
demam berdarah.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !