Headlines News :
http://picasion.com/i/1URpX/
http://picasion.com/i/1UScV/
Home » » Mencukur laba bisnis potong rambut pria

Mencukur laba bisnis potong rambut pria

On Wednesday, March 6, 2013 | 12:58 PM


Potong rambut sudah menjadi kebutuhan bagi semua pria. Tidak hanya bercukur, banyak pria kini mendatangi salon tempat penataan dan perawatan rambut. Peluang itu juga yang ditangkap Arief Fatoni, pemilik ARFA Barbershop di Yogyakarta.
Mendirikan usaha tahun 2007, ARFA Barbershop resmi menawarkan kemitraan pada tahun 2010. "Saat ini, jumlah mitra usaha kami sudah ada 18, dan gerai milik sendiri ada dua," kata Arif.
Dengan demikian, total gerai ARFA Barbershop kini sudah ada 20 yang tersebar di Yogyakarta, Solo, Klaten, Madiun, Cilacap, dan Magelang. "Hampir setiap hari, selalu ada yang menawarkan kerjasama," ujar Arief.
Selain jasa potong rambut, ARFA Barbershop juga menyediakan layanan hair coloring, hair tattoo, dan creambath. Tarif layanan di tempat ini dibanderol mulai harga Rp 11.000 hingga Rp 13.000.
Tarif tersebut menyasar kelas menengah. "Bentuk gerai dan pelayanan kami di atas jasa potong rambut tradisional, tapi di bawah salon modern," tuturnya.
Arif mengklaim, barbershop miliknya unggul dalam hal profesionalitas karyawan. Fasilitas yang digunakan juga sudah berstandar internasional, seperti kursi barber. Arief menawarkan satu paket investasi senilai Rp 50 juta.
Dengan biaya sebesar itu, mitra akan mendapatkan empat unit kursi barber standar internasional, branding gerai, tiga tenaga tukang cukur, dan tiga set peralatan, termasuk cermin.
Untuk tempat, mitra harus mencari lokasi sendiri. Mitra juga mengeluarkan biaya tambahan untuk renovasi ruangan, termasuk menyediakan pendingin ruangan atau air conditioner (AC) dan televisi.
Arief menjanjikan, mitra bisa meruap omzet sekitar Rp 30 juta hingga Rp 35 juta per bulan. Adapun laba bersihnya sekitar 40% dari omzet.
Jika mitra tidak mengelola bisnis sendiri, kantor pusat akan mengelola atau menjadi operator dengan sistem bagi hasil. Tapi, pusat akan memotong komisi 15% dari omzet.
Arief menargetkan, mitra balik modal 14 bulan setelah beroperasi. ARFA juga tidak membatasi masa kerjasama.
Valentino Dinsi, Wakil Ketua Asosiasi Waralaba Indonesia menilai, bisnis barbershop masih menjanjikan. Pasalnya, bisnis ini menawarkan sesuatu yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat secara terus-menerus.
Apalagi, ARFA Barbershop menawarkan revenue model, yakni bisnis yang memiliki beberapa sumber penghasilan. "Jadi, omzetnya bukan dari jasa potong rambut saja, tapi ada creambath dan pewarnaan rambut," ujarnya.
Valentino menyarankan, jika berminat membuka barbershop di kota-kota besar, sebaiknya mitra fokus melakukan strategi branding pada masa awal bisnis.
Dalam hal layanan juga harus ada keunggulan. Misalnya, cukur rambut hanya dalam lima menit. (ktn) 
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

http://picasion.com/i/1USKG/
 
Support : Bang Eceng | Template | @Adhittia_Egha
Copyright © 2013. Suara Uncak Kapuas - All Rights Reserved
Dirancang Oleh Adhittia Egha Atau Bang Eceng