Kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan sumber daya
alam yang lestari terus saja terjadi. Salah satunya di Desa Nanga Betung,
Kecamatan Boyan Tanjung. Sungai Miru, salah satu sungai yang ada di desa itu
kondisinya sungguh memprihatinkan.
Kepala Desa Nanga Betung, Nurhakim AK, membenarkan
keadaan sungai Miru yang tak lagi bersih. Airnya keruh bercampur lumpur akibat
buangan limbah pertambangan emas di hulu sungai. Padahal, air sungai Miru
merupakan salah satu sumber air bersih masyarakat di wilayah itu.
“Beruntung masyarakat masih ada alternative sumber air
bersih,” kata Nurhakim.
Nurhakim menjelaskan, kondisi sungai yang parah itu
berlangsung sudah cukup lama. Pertambangan emas saja dikatakannya telah masuk
semenjak tahun 2008. Banyak warga yang tertarik menggelar mesin penyedotan emas
di kawasan hulu sungai. Akibatnya, limbah mengalir ke sungai dan menyebabkan
airnya keruh.
“Maka dari itu, kita berkeinginan menjadikan kawasan
ini sebagai hutan desa. Dengan harapan bisa mengembalikan lagi air sungai Miru
baik seperti dulu kala,” katanya.
Nurhakim mengatakan, penamaan sungai Muri berasal dari
istilah air yang berwarna jernih, bening, putih dan ke arah biru. Sehingga
warnanya membiru. Karena dialek lokal kata membiru kemudian menjadi miru.
Sehingga sungai itupun di kenal dengan nama sungai Miru.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !