Bagaimana tanggapan
para akademisi terkait pentingnya Drainase dalam penataan kota yang baik dan
rapi? Berikut
petikan wawancara tim Suka
dengan Mira Sophia Lubis, ST. MT ahli tata kota Dosen Fakultas Tekhnik Universitas Tanjung Pura
Pontianak.
Seberapa besar fungsi
drainase bagi sebuah kota ?
Sangat besar, secara umum fungsi drainase itu ada berbagai
macam diantaranya untuk mengalirkan air hujan, estetika kota, pengairan atau
sumber air bagi masyarakat. Selain
fungsi teknis drainase juga memiliki fungsi sosial yaitu sebagai sarana
bermain, ruang publik untuk masyarakat. Jika melihat drainase dalam konteks
perkotaan kita tidak bisa melihat drainase secara sendiri saja.
Peran drainase yang
paling vital bagi sebuah kota?
Peran drainase yang paling vital adalah sebagai sarana
pengaliran air hujan. Dalam teori umum drainase cara pengaliran air itu ada
beberapa teknik diantaranya dengan cara retensi, membangun kolam penampungan,
peresapan. Pada prinsipnya air hujan itu harus segera dialirkan jangan sampai
sempat lama menggenang apalagi daerah-daerah yang relatif rata. Karena jika
daerah yang memiliki kemiringan yang sangat kecil, air akan berpotensi untuk
sempat menggenang dahulu. Itu yang disebut dengan banjir. Perencanaan drainase
itu harus memperhatikan curah hujan. Selama ini menggunakan curah hujan
rata-rata, padahal dalam satu tahun itu ada curah hujan sangat tinggi, sedang dan rendah. Pada
curah hujan yang sangat, tinggi kapasitas drainase yang tidak memadai akan
menyebabkan terjadinya genangan atau banjir yang bisa sampai lama.
Bagaimana drainase
yang ideal untuk sebuah kota?
Prinsip
drainase itu sebetulnya mengambil prinsip alam. Seperti sungai, ada hulu,
tengah dan hilir. Sungai juga memiliki anak-anak sungai yang disebut cabang,
cabang sungai memiliki cabang tersiernya lagi. Kalau kita melihat sungai secara
keseluruhan itu seperti serabut. Begitu juga drainase, ada yang disebut drainase
primer atau sungai, ada drainase sekunder dan ada drainase tersier.Jadi dari
mulai parit besar seperti sungai jawi, kemudia ada parit-parit kecil sampai got
atau selokan itu idealnya terhubung menjadi satu sistem. Dan jika melihat
secara topografi semuanya itu akan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke
hilirnya atau tempat yang lebih rendah.
Bagaimana cara
masyarakat memperlakukan drainase sesuai fungsinya?
Inilah beberapa masalah yang sebenarnya menjadi tantangan
buat kita semua. Tantangan yang pertama adalah bagaimana kesadaran masyarakat
untuk tidak membuang sampah sembarangan karena salah satu penyebab utama
masalah banjir adalah karena mampetnya drainase. Kemampetannya drainase itu
peyebabnya banyak, bisa karena mampet karena sampah, bisa juga karena membangun
terlalu banyak jembatan yang menutup bahkan menimbun drainase. Sehingga sistem
drainase yang sudah ada menjadi terputus-putus. Yang diperlukan utama itu bukan
solusi teknis, tapi kesadaran masyarakat. Mahasiswa, akademisi, seharusnya bisa
menyuarakan, menghimbau atau mempersuasi masyarakat juga bersama pemerintah
juga tentunya.
Bagaimana jika
pemerintah kurang memperhatikan drainase?
Pengelolaan drainase bukan tanggung jawab pemerintah saja
tetapi tanggung jawab seluruh pihak. Pemerintah sebagai yang mengeluarkan
aturan atau kebijakan tapi yang melaksanakannya adalah masyarakat, pengusaha,
invenstor. Semuanya itu yang harus bersama-sama mensukseskan pengelolaan
drainase. Biasanya pemerintah sudah punya rencana yang bagus misalnya master plan
drainase perkotaan. Tapi dalam implementasinya yang biasanya macet ntah karena
masalah financial atau kuragnya
pengawasan. Konsistensi juga biasanya kurang, sudah ada perencanaan tapi karena
pergantian pemimpin daerah sehingga banyak perencanaan yang tidak tuntas karena
masalah politik. Kita tidak bisa membebankan semuanya kepemerintah, kita harus
mengembalikan ke diri sendiri. Sebenarnya, dalam kapasitas siapapun dapat
memberikan kontribusi dalam pengelolaan drainase. Karena drainase itu sistem,
dari parit besar sampai yang kecil seharusnya saling berhubungan. Kita cukup
memperhatikan drainase disekitar rumah sudah cukup memberikan kontribusi pada
pengelolaan drainase.
Apakah pemerintah
perlu membuat perda untuk mengatur tentang drainase?
Biasanya drainase itu sudah satu paket dengan tata ruang di
RTRW. Ditahap implementasi untuk menggiring atau mengawal itu memang harus ada
dukungan perda. Seperti perda dilarang membuang sampah, atau perda untuk secara
rutin membersihkan drainase. RTRW, ada perda pendukung, ada penyelenggara atau
SDM di pemerintah dan masyarakat. Juga peran LSM sangat penting menurut saya,
LSM sebagai pendamping masyarakat bisa membantu pemerintah juga, untuk
memberikan penyadaran, memberikan contoh, pengawasan. Jika seluruh pihak bisa berkolabarasi
bekerja bersama-sama untuk mengelola drainase.
Pesan secara khusus
untuk Kapuas Hulu?
Kapuas Hulu sebagai daerah Heart of Borneo, kabupaten
konservasi seharusnya bisa memberikan teladan kepada kota-kota lain dihilir dan
ditengah bagaimana memandang drainase kota merupakan bagian yang tidak terlepas
dari sistem kehidupan yang berkelanjutan. Drainase tidak bisa dilihat sebagai
barang fisik saja tetapi juga bagian dari style cara hidup masyarakat yang
berawal dari perilaku bukan solusi rekayasa atau enginering. Bagaimana masyarakat Kapuas Hulu bisa merasa bangga
karena berada disuatu lingkuangan alam yang masih lebih dibanding kita daerah
hilir yang relatif lebih banyak tercemar. Bagaimana mereka bisa memberikan
contoh kehidupan yang berkelanjutan, dari cara hidup keseharian yang tidak
membuang sampah sembarangan dan sebagainya.
Keterkaitannya dengan
banyaknya penebangan?
Kalau berbicara drainase wilayah, tentunya dengan adanya
pembukaan hutan tanah itu kehilangan kemampuan untuk meyerap sehingga air yang
dialirkan itu lebih cepat dan lebih tinggi volumenya hal itu juga faktor yang
menyebabkan banjir. Banyak usaha yang harus kita lakukan secara simultan
misalnya penanaman kembali termasuk juga aturan tata ruang perkotaan itukan
harus 30% harus ruang terbuka hijau itu meliputi tanggung jawab pemerintah dan
tanggungjawab masyarakat. Pemerintah menyediakan 20% ruang terbuka hijau
sisanya masyarakat dan swasta. Artinya jika kita membangun rumah juga harus
memperhatikan tersedianya daerah resapan. Kita melihat kota itu sebagai
mozaik-mozaik kecil, jika kita melihat kota secara keseluruhan banyak sekali
masalah yang ada di perkotaan. Tapi kalau kita mulai dari pekarangan, kita
mulai dari RT, komunitas itu seandainya bisa ada satu gerakan masa yang diinsiasi
oleh mahasiswa, LSM misalnya itu bisa memberikan pengaruh yang besar untuk
masyarakat.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !