Perbatasan |
PUTUSSIBAU
– Meski sudah ada PLB di Badau yang mengawasi masuk dan keluar orang maupun
barang, namun kewaspadaan harus menjadi prioritas. Terutama mengawasi masuknya
barang dari luar negeri melalui Malaysia.
“Harus
terus waspada. Karena tidak menutup kemungkinan bisa masuk barang yang tak
layak konsumsi ke daerah kita,” ungkap Rahmat Indra Putra Gunawan, tokoh muda
perbatasan Badau.
Kekhawatirannya
itu dikatakan Indra bukan tanpa alasan. Tidak sedikit kebutuhan pokok
masyarakat di koridor perbatasan Indonesia itu di pasik dari Malaysia. Seperti
beras, daging, telur, minyak goreng, gula dan lainnya. Tak menutup kemungkinan
ada barang-barang itu yang tidak layak di konsumsi oleh masyarakat.
“Kalau
barang tidak layak itu kemudian di konsumsi, maka masyarakat yang di rugikan,”
katanya.
Sebab
itu, Indra berharap ada langkah dan upaya peningkatan pengawasan dari pihak
terkait di perbatasan. Sehingga masyarakat perbatasan sebagai konsumen mendapatkan
perlindungan yang baik. Tidak hanya itu, Rahmat juga berharap adanya
sosialisasi kepada masyarakat. Dengan harapan juga akan membangun pemahaman dan
pengetahuan masyarakat.
“Dengan
bekal pengetahuan, masyarakat bisa lebih hati-hati lagi,” kata Indra.
Sementara itu, Riduan S.Sos, Kabid Perdagangan Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kapuas Hulu membenarkan dominasi produk
asal Malaysia di perbatasan. Bahkan dominasi itu mencapai 85 persen.
“Terutama produk kebutuhan pokok masyarakat. Setidaknya
beredar di lima kecamatan perbatasan,” kata Riduan.
Dipaparkan Ridwan, maraknya produk Malaysia di perbatasan
karena lebih mudah di dapat. Dekatnya Malaysia di bandingkan ke Putussibau
sebagai ibukota kabupaten menjadi satu sebab. Ditambah lagi produk asal jiran
harganya relatif lebih murah.
“Karena itu masyarakat lebih memilih produk asal jiran,”
katanya.
Riduan berharap dengan telah dioperasikannya PLB Badau,
masuknya barang dari Malaysia bisa lebih terkontrol. Dengan demikian,
masyarakat bisa lebih aman ketika mengkonsumsi berbagai produk dari Malaysia.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !