Oleh : Jusman (Kades Penepian Raya) & Eko Darmawan (FFI Koordinator). Sukanews.com Merupakan
peristiwa yang sangat bersejarah
bagi Warga Masyarakat Desa
Penepian Raya umumnya, dan
terkhusus sekali bagi para petani Periau Lebah Madu Hutan dengan adanya
kegiatan pelatihan panen madu lestari yang dilaksanakan pada
tanggal 20 dan 21 februari 2013.
Paket
kegiatan Pelatihan Panen Lestari Madu hutan ini merupakan program Dinas
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kapuas Hulu yang didukung oleh Lembaga
Swadaya Masyarakat yaitu Perkumpulan Kaban serta Lembaga atau Asosiasi Periau
Danau Sentarum (APDS), dimana kedua lembaga ini memang sudah berkiprah dalam perkembangan
budidaya dan teknologi Madu Hutan yang tergabung dalam Jaringan Madu Hutan
Indonesia (JMHI).
Paket
Pelatihan ini juga diikuti dengan paket bantuan peralatan panen madu lestari
serta penanganan pasca panen yang juga dari program Dinas Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Kapuas Hulu, yang tidak lepas dari dukungan pemerintah
daerah dibawah program Dinas Perkebunan dan Kehutanan pada
desa-desa yang berinisiatif mengusulkan Hutan Desa.
Pelatihan
ini dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
Kapuas Hulu Bapak Drs. H.Hasan M, M.si, Kepala Bidang Rehabilitasi dan
Perhutanan Sosial Disbunhut Bapak Jumtani, Shut. M.Si, dan staf, kemudian hadir juga Kepala Bidang
Industri Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kapuas Hulu Bapak Harun
Ismail. Hadir juga Bapak Camat Jongkong Bapak Drs. HM. Baharuddin,
berkontribusi juga Direktur Perkumpulan Kaban Saudara Thomas Irawan Sihombing
serta Presiden APDS Bapak Basriwadi dan rombongan.
Rangkaian
kegiatan pelatihan panen lestari meliputi beberapa materi di kelas yang
dilaksanakan diruang rapat desa, termasuk simulasi panen lestari yang
menggunakan peralatan standart. Pemateri ini adalah Bapak M. Suryanto dari
anggota APDS yang sudah memiliki sertifikat sebagai pelatih dan inspektor internal
dalam pengawas mutu madu yang bersertifikat oleh Biocert dan AOI (Asosiasi
Organik Indonesia) bersama saudara Thomas Irawan Sihombing.
Dalam
sambutan saya selaku Kepala Desa mengatakan bahwa tujuan
penyelenggaraan pelatihan panen madu lestari ini menginginkan peningkatan
kemampuan dan ketrampilan bagi para petani periau baik tikung maupun lalau di
desa Penepian Raya dan desa Ujung Sait ini sebagai lembaga yang unggul serta
sebagai sentra pengembangan madu hutan di Kapuas Hulu sebagaiman yang sudah dikembangkan
diwilayah Taman Nasional Danau Sentarum atau yaitu Asosiasi Periau Danau
Sentarum (APDS).
Petani
anggota periau yang mengikuti kegiatan pelatihan Panen madu lestari ini secara
formal dibatasi hanya 25 peserta dari lingkungan petani periau dari desa
Penepian Raya dan Desa Ujung Sait. Namun dalam prakteknya jumlah masyarakat
yang mengikuti baik teori sampai praktek dilapangan mencapai kurang lebih 65
petani, karena antusiasme dan realita jumlah petani dari 8 periau yang masih
bergabung dari dua desa ini yaitu terdaftar ada 117 anggota baik yang memiliki
tikung maupun pohon lalau.
Musim
panen untuk periode Januari-maret 2013 ini, diprediksi mencapai 20 ton, jauh
lebih tinggi dari periode dan tahun-tahun yang lalu, ini terhitung sekitar
3.200-an tikung dihinggapi lebah dari kurang lebih 23.000 tikung yang terpasang
(yang terdaftar dan sudah masuk kelompok periau), selain hasil dari pohon lalau
yang berjumlah 37 pohon yang juga semuanya dihinggapi lebah.
Praktek
panen madu lestari yang dapat dilakukan pada siang hari merupakan agenda yang
sangat terkesan bagi masyarakat desa Penepian Raya dan desa Ujung Sait, dimana
selama ini mereka panen selalu dimalam hari, menjadi sangat spesial karena
Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan ikut serta, walaupun harus menggunakan
kelambu untuk menghindari sengatan lebah.
Selain
secara teknis praktek panen madu lestari, juga disinggung penanganan pasca
panen yang dilakukan dengan memenuhi kaidah-kaidah produk higenis, termasuk
sistem tetes dan dengan 2 kali penyaringan. Ini semua bertujuan untuk menjaga
kualitas dan mutu madu yang dihasilkan. Sejalan dengan itu materi lain yang
juga diberikan adalah menyangkut Manajemen usaha bersama, dimana ini
berorientasi untuk meningkatkan kesadaran untuk kerja bersama dan membangun desa
dan masyarakat secara satu kesatuan.
Aspek
lain yang terjadi pada momentum pertemuan perwakilan pemerintahan daerah
Kabupaten dengan masyarakat khususnya desa Penepian Raya ini adalah adanya
permohonan masyarakat kepada pihak pemerintah daerah kabupaten untuk turut
serta menjaga dan memperhatikan kestabilan
harga, dimana untuk sekarang harga madu bervariasi dari Rp 45.000 sampai
Rp. 90.000,- . ada keinginan masyarakat untuk hasil panen lestari dan teknik
higenis ini harga minimal disepakati Rp 70.000,- di masyarakat.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !