Fenomena musiman
yang sering terjadi di sebagian besar wilayah pedalaman Kabupaten Kapuas hulu
di saat memasuki musim penghujan adalah, banyaknya jalan-jalan poros penghubung
antar desa, dan antar kecamatan yang mengalami kerusakan ringan bahkan sangat
parah, seperti yang dialami oleh jalan penghubung kedua desa nanga Luan dan
Riam tapang Kec. Silat hulu, sebagaimana yang disampaikan langsung oleh kepala
desa Nanga Luan Bapak Aspandi belum lama ini kepada Suka. dikatakannya
Pembangunan infrastruktur diwilayah silat hulu sangat kurang, infrastruktur
menjadi urat nadi masyarakat yang sangat menentukan kehidupan ekonomi
masyarakat, agar pergerakan orang dan barang khususnya di pedalaman kec. Silat
hulu menuju ibukota kecamatan dan kecamatan lainnya di harapkan dapat berjalan
lancar tanpa hambatan. “Kondisis jalan-jalan utama penghubung antar desa di
kec. Silat hulu sangat memprihatinkan sehingga sangat menghambat pergerakan
orang dan barang baik dari maupun yang akan ke pedalaman silat hulu, ibarat
kata hanya mayat saja yang tidak menangis melihat kondisi jalan di pedalaman
silat hulu saat ini, seperti di wilayah riam tapang, nangan luan, lubok rubin,
menyabai, entebi, selangkai yang menggunakan poros jalan yg sama”, seloroh
kepala desa yang akan mengakhiri masa jabatannya pada bulan maret ini.
“Hampir 80%
kondisi jalan di Silat hulu rusak parah, masyarakat selama ini mengeluh kepada
pihak pemerintah desa, agar dapat mencari dana utk meperbaiki jalan tersebut,
namun kendala yang kami hadapi adalah tidak adanya atau terbatasnya dana desa
yang ada untuk membiayai perbaikan jalan tersebut, sekalipun dengan gotong
royong juga tidak akan mampu”, harap kades yang pernah sekolah di SPP sintang
ini dengan perasaan bingung.
Menurut Kades
kelahiran Nanga luan 08 oktober 1979 ini, Ruas jalan Nanga Luan ke Riam Tapang
lebih kurang 18 KM, “kami tidak juga memaksa harus selesia sepanjang itu, yang
penting ada program sedikit-sedikit setiap tahunnya agar bisa memperbaiki
kondisi jalan di wilayah kami tersebut, jalan ini sebagian dibangun oleh
pemerintah dan sebagian lagi dibangun oleh perusahaan kayu, dulu ketika masih
beroperasinya perusahaan kayu di wilayah kami, jalan ini bukan pembukaan jalan
baru, hanya peningkatan badan jalan pernah ada pengerasan, itupun sampai Lubuk
Rubin saja, kita sih saat ini tidak berharap muluk-muluk agar jalan di daerah
kami harus di aspal mulus, namun setidaknya layak untuk di lalui oleh manusia”,
harapnya.
Berikutnya, jika
pemerintah menganggarkan pembangunan di Silat hulu jangan asal membangun harus
sesuai dengan hasil Musrenbang desa dan Musrenbang Kecamatan, agar program
tersebut tepat sasaran dan dapat di rasakan langsung oleh masyarakat, tandas
Aspandi. (bmw)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !