Badau merupakan daerah perbatasan di Kabupaten Kapuas Hulu
yang membutuhkan penataan infrastruktur dasar. Mulai dari ketersediaan air
bersih, listrik, kesehatan, pendidikan hingga jalan.
Menurut tokoh muda Badau, Rahmat Putra Gunawan, saat ini
infrastruktur yang ada di Badau belum begitu layak. Seperti ketersediaan air
bersih. Pasokan air bersih di Badau belum maksimal melayani masyarakat. Begitu
juga dengan listrik. Saat ini, Badau mengandalkan listrik yang di pasok dari
Negara tetangga Malaysia. Akibatnya, ketergantungan Badau akan listrik dari
jiran itu sangat tinggi.
“Kalau terjadi gangguan pasokan, kita tidak bisa berbuat
banyak. Karena daya listriknya didatangkan dari Malaysia. kita bergantung
kebaikan jiran itu dalam mensuplai listrik,” ungkap Rahmat.
Kemudian terkait kesehatan dan pendidikan. rahmat menuturkan
untuk sector kesehatan sudah mulai ada peningkatan. Hadirnya rumah sakit
bergerak bisa menjadi solusi. Namun peningkatan prasarana dan sumber daya
manusia di rumah sakit itu menurutnya harus di tingkatkan. Seperti tenaga
dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya. karena rumah sakit
bergerak itu juga menjadi rujukan masyarakat beberapa kecamatan perbatasan lain.
Puring Kencana dan Empanang merupakan kecamatan terdekat yang juga menjadikan
rumah sakit bergerak sebagai rujukan.
“Jarak dari Badau dan beberapa kecamatan lain itu sangat
jauh dari Putussibau. Jadi rumah sakit bergerak itu menjadi andalan. Bayangkan
ketika ada yang sakit harus di rujuk ke Putussibau yang ditempuh berjam-jam,”
katanya.
Di sektor pendidikan, Rahmat menilai harus ada upaya
peningkatan yang tak jauh berbeda dari sector kesehatan. Prasarana pendukung
seperti perpustakaan, laboratorium dan lainnya mesti di tingkatkan. Termasuk
kemampuan para guru dan tenaga pendidik lainnya. sehingga kualitas pendidikan
di Badau dapat sejajar dengan daerah lainnya.
“Pendidikan penting untuk perbaikan kualitas generasi masa
kini dan masa mendatang,” ujar Rahmat.
Tak kalah penting lagi dikatakan Rahmat adalah peningkatan
infrastruktur jalan. Saat ini jalan dalam kota Badau kurang begitu baik.
sementara intensitas kendaraan semakin hari semakin meningkat. Jalan yang ada
lebarnya sudah tidak memadai. Selain itu, di beberapa titik mengalami
kerusakan. Simpang empat Badau sebagai jantung kota salah satunya. Di tengah
pasar di daerah simpang empat, jalan rusak berlobang dan berlumpur. Nyaris tak
terlihat aspalnya lagi. Begitu pun di beberapa titik jalan lain di dalam kota
Badau. Padahal, Badau merupakan gerbang pertama masuknya warga dari Negara lain
melalui Malaysia.
“Tentu kita malu dengan masyarakat dari luar negeri yang
datang ke wilayah kita ini. Perbandingannya bagai siang dan malam. Di jiran,
infrastruktur sudah sangat bagus. Sementara di kita, masih belum tertata baik,”
kata Rahmat.
Oleh karena itu, Rahmat berharap pemerintah Kabupaten Kapuas
Hulu dapat terus memperjuangkan porsi anggaran pembangunan ke pemerintah pusat
untuk Badau. Bukan program-program non fisik, namun lebih ke program fisik yang
menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !