Petualangan
rimbawan (sebutan anggota pramuka Saka Wana Bhakti, red) ke air terjun Hulu
Tubuk, Kecamatan Kalis menemukan bungai bangkai. Bunga yang menebarkan bau
kurang sedap itu ditemukan di tepi jalan jalur menuju air terjun. Berikut
catatan perjalanan Ridho Aprian Syarass,
bersama sejumlah rimbawan lainnya
Akhir Februari lalu,
tanggal 26 -27 Februari, saya bersama sejumlah rekan rimbawan berkeinginan
berpetualang ke air terjun Lubuk Mantuk.
Kami yang berangkat berjumlah 6 orang. Selain saya ada Sugandha Prapagama atau yang akrab di sapa
pitung, kemudian ada Victor, Aryo Reksono, Fass Sabrul Jamil dan Mursidin
anggota Polres Kapuas Hulu. Kami berkumpul di rumah Pitung. Dari rumah Pitung,
kami mampir ke salah satu mini market di kota Putussibau untuk membeli makanan
dan minuman. Karena kami akan bermalam satu malam di lokasi. Setelah semuanya
siap, kamu pun meluncur ke lokasi. Menggunakan tiga buah motor, kami saling
berboncengan. Menempuh pejalanan sekitar 1 jam kami tiba di Desa Lubuk Mantuk.
Sesampainya di desa
Lubuk Mantuk, kami menemui Kepala Dusun untuk meminta izin. Namun kekecewaan
yang kami dapatkan. Pak Kadus tak member izin bermalam. Karena di lokasi itu
ada gua maria buat ziarah. Hanya bisa di kunjungi dalam waktu beberapa jam
saja. Di tengah kekecewaan itu, kami memutuskan beralih tujuan yaitu ke air
terjun Hulu Tubuk. Sampai di Desa Hulu Tubuk kami tak menemui kesulitan. Izin
di peroleh sepedamotor kami titipkan di rumah warga setempat. Kami pun melanjutkan perjalanan dengan
berjalan kaki.
Di tengah perjalanan,
langkah kami terhenti. Pasalnya, Mursidin melihat bunga bangkai yang berjarak
sekitar 10 meter dari jalan. Bergegaslah kami menuju bunga tersebut. Kekecewaan
kami tak bisa ke air terjun Lubuk Mantuk terobati dengan penemuaan bunga bangkai
itu.
“Ini bunga bangkai versi
Bogor,” ungkap Mursidin.
Tak mau kehilangan
moment, saya pun mengeluarkan kamera dan mengabadikan bunga bangkai itu ke
dalam beberapa jepretan. Bahkan saya dan rekan tak mau ketinggalan berfoto
bersama si bunga bangkai. Bunga tersebut tumbuh di sekitar kebun warga, tinggi
bunga Bangkai ini mencapai ± 165 cm
hampir tinggi sama dengan saya yaitu 167 cm. Bunga Bangkai ini belum sepenuhnya
mekar. Jika mekar dia akan kelihatan lebih indah. Baunya pun masih belum
begitu terasa. Kemudian kami pun segera
memagarnya biar tidak ada warga yang memotongnya atau memusnahkannya. Karena
besar kemungkinan warga pun tidak tau kalau bunga tersebut adalah bunga
Bangkai.
Dari lokasi penemuan
bunga bangkai itu, kami melanjutkan perjalanan. Harapan besar di taruhkan
ketika meninggalkan lokasi penemuan. Berharap esok ketika pulang, bunga bangkai
sudah memekarkan diri. Namun setelah kami bermalam semalam di air terjun dan
kembali melewati lokasi penemuan ketika pulang bunga bangkai belum juga mekar. Sesudah
melihat kembali keadaan bunga kami pun bergegas pulang karena waktu makin sore.
Di perjalanan pulang ke Putussibau saya masih menyimpan pertanyaan di kepala
saya. Apakah betul yang kami temui itu bunga bangkai. Sesampai di rumah, saya
mencoba cari tahu melalui media internet. Search di google, mencari tahu ternyata benar itu bunga bangkai. Dengan jenis kerajaan
Plantea, devisi Magnoliphita, kelas Liliopsida, Ordo Alismatales, Family
Araceae, Gennus Amorphophallus, serta Spesies A. Titanum.
Begitulah sepenggal cerita saya bersama rekan rimbawan menemukan bunga
bangkai di jalur menuju air terjun Hulu Tubuk. Salam Rimba, Salam
Konservasi, Dan Salam Lestari Dari Saka
Wanabakti Putussibau.*
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !