Pernyataan pemerintah bahwa Program
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM, dulu namanya BLT) adalah
kompensasi hasil pemotongan anggaran BBM bersubsidi dipertanyakan oleh Pengamat
Kebijakan Publik, Ichsanuddin Noorsy.
Ichsanuddin mengatakan bahwa
sebenarnya program BLSM itu dibiayai utang negara. Buktinya, menurut dia,
tertera di laman situs Asian Development Bank (ADB) yang menyatakan bahwa BLSM
bersumber dari utang ADB dengan nama singkatan proyek DPSP (Development Policy
Support Program). Selain itu, juga dibiayai oleh Bank Dunia (World Bank) dengan
sumber utang dengan nama proyek DPLP tahap 3.
Dengan demikian, menurut dia,
kenaikan harga BBM sebenarnya hanya untuk menarik uang untuk membayar utang
pemerintah ke lembaga-lembaga itu.
Hal itu penting diambil pemerintah
sebagai langkah karena nilai rupiah sedang jatuh sehingga mengakibatkan tekanan
neraca pembayaran di tengah membesarnya bayaran cicilan dan bunga Utang luar
negeri.
“Jadi kegagalan ekonomi yang
dicerminkan melemahnya nilai tukar ditanggung oleh rakyat melalui kenaikan BBM.
Soal BLSM bukan bersumber dari penghematan subsidi,” tegas Ichsanuddin di
Jakarta, Minggu (2/6), seperti dijkutip Berita Satu.
“Ayo berhitung. Yang jelas BLSM
bagian dari suap pemerintah atas gagasan USAID, Bank dunia, dan ADB,” ujar dia.
Untuk bisa membuka masalah itu, dia
menantang para pejabat negara berdebat membuka komponen biaya sampai mebentuk
harga jual untuk BBM yang sekitar 690 ribu barel diolah sendiri oleh Indonesia.
Dia menjelaskan harga BBM Rp 6500 –
Rp 7000 per liter bisa saja diterima sebagai harga pasar. Hanya saja, dengan
asumsi harga minyak di Nymex sebesar USD 100 per barrel, seharusnya harga BBM
lebih murah untuk 690 ribu barel yang diproduksi sendiri itu.
“Sama saja pemerintah dusta,” tegas
Ichsanuddin.
“Tidak berkah suatu kepemimpinan
yang sarat dusta. Rakyatnya kena azab. Berpangkat tidak terhormat, menjabat
tidak bermartabat, beramanat tapi bermuslihat,” seloroh Ichsanuddin.
*news.fimadani.com/read/2013/06/03/program-blsm-dibiayai-dari-utang-asian-development-bank/
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !