Camat Putussibau Selatan Serli, S.Sos Bersama Baco Maiwa, SE Saat Kegiatan TCB di Pts Selatan |
Baco Maiwa : ”Diharapkan Menjadi Wahan untuk mencetak
aparatur desa yang berdaya saing”
Putussibau SUKA (29/9). Sejumlah 455
perwakilan aparatur desa dimana setiap desa mengutus 5 orang peserta, mereka berasal dari
91 desa di 7 kecamatan dan mengikuti kegiatan selama satu hari penuh di ibukota
Kecamatannya masing-masing. Acara yang bertajuk Training Capacity Building (TCB) yang fokus pada Caracter Building dan Institusional Building
untuk aparatur desa tersebut mengambil Tema ”Aparatur Desa Cerdas, Bangsa
Berkwalitas. Kegiatan tersebut merupakan program Badan Pemberdayaan Desa,
Perempuan dan Keluarga Berencana (BPDPKB) Kab. Kapuas hulu yang bekerjasama
dengan Lembaga Pendidikan & Pelatihan Demang Nutop Institute (LPP-DENIS).
Menurut Baco Maiwa, SE, selaku pemerakarsa kegiatan ini yang juga sekaligus sebagai anggota DPRD Kab. Kapuas hulu, kegiatan Training Capacity Building merupakan wujud komitmen Pemerintah daerah Kab. Kapuas hulu dalam meningkatkan Kapasitas SDM aparatur desa di Kab. Kapuas hulu. ”
Menurut Baco Maiwa, SE, selaku pemerakarsa kegiatan ini yang juga sekaligus sebagai anggota DPRD Kab. Kapuas hulu, kegiatan Training Capacity Building merupakan wujud komitmen Pemerintah daerah Kab. Kapuas hulu dalam meningkatkan Kapasitas SDM aparatur desa di Kab. Kapuas hulu. ”
Training ini lebih di fokuskan
pada peningkatan karakter (Caracter
building) aparatur desa agar memiliki kepribadian yg mumpuni, berintegritas
dan bersahaja dalam mengemban amanah di tengah-tengah masyarakat serta mampu
memanaje institusinya secara baik (Institusional
Building) mampu mengelola konflik yang ada menjadi sebuah kekuatan dan
bekerjasama secara tim agar dapat mengawal pembangunan desanya kearah yang
lebih baik dan diharapkan menjadi wahan untuk mencetak aparatur desa yang
berdaya saing,” jelasnya.
Dia menambahkan, Sejak tahun 1999, daerah-daerah di Indonesia dihadapkan pada dua permasalahan mendasar yang berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan di daerah tersebut. Pertama, di bidang politik proses penerapan otonomi daerah mulai diterapkan. Pemberian otonomi daerah merupakan suatu tantangan yang cukup berat bagi pemerintah daerah karena akan berakibat pada perubahan pola pikir dan perilaku pemerintah daerah dan masyarakatnya. Setiap daerah akan dituntut untuk mampu memberdayakan aset produktifnya, termasuk sumber daya manusia, dalam rangka peningkatan layanan publik dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Kedua, di bidang ekonomi pemerintah daerah dihadapkan pada keharusan untuk merumuskan berbagai kebijakan kreatif dalam rangka mengantisipasi tuntutan masyarakat yang terus berubah, perkembangan lingkungan yang secara kontinyu terus berubah dan juga persiapan untuk memasuki pasar bebas. ASEAN Economic Community (AEC) akan mulai diterapkan pada tahun 2015. Kedua aspek tersebut akan saling bertemu pada suatu tujuan keberhasilan manajemen pemerintah daerah yang mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Dia menambahkan, Sejak tahun 1999, daerah-daerah di Indonesia dihadapkan pada dua permasalahan mendasar yang berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan di daerah tersebut. Pertama, di bidang politik proses penerapan otonomi daerah mulai diterapkan. Pemberian otonomi daerah merupakan suatu tantangan yang cukup berat bagi pemerintah daerah karena akan berakibat pada perubahan pola pikir dan perilaku pemerintah daerah dan masyarakatnya. Setiap daerah akan dituntut untuk mampu memberdayakan aset produktifnya, termasuk sumber daya manusia, dalam rangka peningkatan layanan publik dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Kedua, di bidang ekonomi pemerintah daerah dihadapkan pada keharusan untuk merumuskan berbagai kebijakan kreatif dalam rangka mengantisipasi tuntutan masyarakat yang terus berubah, perkembangan lingkungan yang secara kontinyu terus berubah dan juga persiapan untuk memasuki pasar bebas. ASEAN Economic Community (AEC) akan mulai diterapkan pada tahun 2015. Kedua aspek tersebut akan saling bertemu pada suatu tujuan keberhasilan manajemen pemerintah daerah yang mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Di lingkungan ASEAN saja terdapat dua kesepakatan penting yang perlu mendapatkan perhatian serius, yaitu AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan AIA (ASEAN Investment Area). Kedua kesepakatan tersebut telah dimulai penerapannya sejak tahun 2003 hingga 2020 nanti. Dampak dari kedua kesepakatan tersebut menjadikan kawasan ASEAN sebagai area perdagangan dan pasar bebas, baik bagi barang, jasa, orang, maupun investasi. Keberhasilan suatu daerah mengarungi era pasar bebas sangat ditentukan kemampuan manajerial pemerintah daerah dalam memanfaatkan seluruh potensi daerah secara optimal demi peningkatan layanan publik dan penciptaan kesejahteraan masyarakat.
Menghadapi fenomena dan realita dari kondisi diatas, maka sudah selayaknya pemerintah daerah Kabupaten Kapuas hulu dapat mempersiapkan diri khususnya sumberdaya manusianya yang berkualitas agar dapat bersaing dengan daerah-daerah lain di Indonesia maupun tetangganya Malaysia, dan salah satu SDM di tataran birokrasi yang harus di persiapkan dan di maintenance adalah aparatur desa, dimana mereka adalah ujung tombang pelayanan pemerintah daerah di lapangan. “saya berharap agar pemerintah daerah mengalokasikan dana khusus untuk meningkatkan Kapasitas aparatur desa dengan pelatihan-pelatihan, study banding keluar daerah dan insentif yang memadai serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya agar aparatur desa kita dapat bekerja secara maksimal untuk memberikan pelayanan yang prima bagi rakyat kita.” Harap Baco dengan semangat dan antusias.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !