Headlines News :
http://picasion.com/i/1URpX/
http://picasion.com/i/1UScV/
Home » » JEJAK SEJARAH ISTANA-ISTANA KERAJAAN SELIMBAU Bagian-1

JEJAK SEJARAH ISTANA-ISTANA KERAJAAN SELIMBAU Bagian-1

On Thursday, September 4, 2014 | 8:23 PM

Sebuah  kerajaan yang bernama Selimbau Darussalam adalah sebuah kerajaan yang di dahului oleh kerajaan pendahulunya  yang bernama PELEMBANG (bukan Palembang Sumatera /Silakan lihat Dokument di museum  Leiden belanda). Kerajaan ini didirikan oleh sri paduka maharaja Bindu Mahkota terletak sekitar 2 km dari kota selimbau  yang ada  sekarang ini.

Baginda  di dampingi permaisurinya bernama Ratu Sri Batara aji melayu. Beliau membuat sebuah istana  di suatu  tanah rendah di tepian sungai kapuas. Istana di kelilingi sungai dan rawa rawa yang luas yang juga berfungsi sebagai lahan sawah yang subur, di sebelah utara istana terdapat sungai Kapuas, danau Biduk  dan danau Rawa Pancur.

Sedangkan di sebelah selatan istana terdapat Danau Melutu dan Danau pinang, di sebelah barat istana terdapat Danau Selimbau dan Danau kecil lainnya yang menghubungkan hingga ke Danau besar seperti Danau sumbuk,danau sengkarut dan danau Tengkidap hingga tembus ke wilayah Danau Sentarum. Di dekat Istana terdapat pura tempat sesembahan terhadap sang hyang widhi wisesa, dan pura ini tetap berdiri hingga sampai Raja yang ke 13, yang bertahta di selimbau hindu yang kala itu bernama Pelembang (berasal dari kata Pelimbang berarti tempat berkubang binatang ).

Berdasarkan sejarah lisan turun temurun bahwa Raja ini mempunyai senjata Palu Gada wesi Kuning yang apabila dipukulkan ke bumi bisa menimbulkan GEMPA  LOKAL, dan ada lagi sebuah senjata keris bermata biru yang bila di kibaskan bisa menimbulkan kilat petir, sehingga sang Raja di beri gelar si GUNTUR  BAJU  BINDU  KILAT  LAMBAI LALU.

Perkawinan baginda dengan  RATU SRI BATARA  ADJI  MELAYU, membuahkan seorang putra yang bernama ADJI  LIDI yang kelak di kemudian hari di nobatkan sebagai raja yang kedua menggantikan sang ayahndanya, namun sebelum Aji Lidi  naik tahta, pemerintahan di pegang oleh ibundanya Ratu Sri Batara Aji Melayu hingga tutup usianya. Pemerintahan selanjutnya di lanjutkan oleh  Raja Aji Lidi dan permaisurinya Ratu Bungsu, hingga beberapa waktu lamanya dan peningkatan pembangunan kerajaan bertambah pesat sehingga kemakmuran merata di seluruh kehidupan masyarakat pada waktu itu

Pemerintahan Raja Adji Lidi dan permaisurinya Ratu Bungsu terhitung stabil dalam mempertahankan kedaulatan kerajaan warisan ayahndanya, dan kehidupan rakyat diarahkan pada sektor  pertanian dan perikanan yang di pengaruhi dua musim yaitu musim hujan air pasang dalam  dan musim kemarau kering selama 6 bulan, suatu ciri khas kehidupan yang sama dengan kondisi lahan basah Danau sentarum Selimbau. 

Pada bulan bulan kering seperti ini biasanya terjadi suatu serangan dalam jumlah yang banyak dari cannibal pemburu kepala serawak, mereka menyerang kerajaan dan perkampungan sepanjang pesisir sungai Kapuas untuk berburu kepala manusia  sebagai bagian dari Ritual suci agama animisme mereka. Biasanya upacara TIWAH juga memerlukan kepala manusia untuk mengantarkan roh nenek moyang menuju alam  Nirwan, para penyerang itu menempuh perjalanan jauh melintasi areal Danau sentarum yang sedang mengering,mereka melintasi danau luar, danau bekuan, danau samar, danau pega, danau peranak burung, daratan kirin nung, hingga ke pesisir Kapuas yang selalu menjadi korban perburuan kepala tersebut.

Selama ratusan tahun, kerajaan pesisir Kapuas selalu bersifat pasif maupun devensif menghadapi serangan ganas para pengayau kepala yang berasal dari serawak sebelah utara kerajaan Selimbau Hindu itu. (Abang Walidad)

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

http://picasion.com/i/1USKG/
 
Support : Bang Eceng | Template | @Adhittia_Egha
Copyright © 2013. Suara Uncak Kapuas - All Rights Reserved
Dirancang Oleh Adhittia Egha Atau Bang Eceng