Wabup Agus Mulyana menerima cenderamata dari Pangdam XIITPR, Mayjen TNI Ridwan |
Pangdam XII/TPR, MAyjen TNI Ridwan, belum lama ini bekandau (berkunjung, red) ke Kabupaten
Kapuas Hulu. Sejumlah kegiatan di laksanakan oleh Pangdam selama di Kapuas
Hulu. Termasuk menghadiri bhakti TNI di Nanga Badau, Kecamatan Badau.
Di Putussibau, Pangdam berkesempatan melakukan ramah tamah
dengan para tokoh di Kabupaten Kapuas Hulu, Rabu (10/4) malam. Dalam tatap muka
itu hadir Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu, Agus Mulyana SH dan Ketua DPRD
Kabupaten Kapuas Hulu, Ade M Zulkifli SAP. Acara silaturahmi ini juga dihadiri
Asisten teritorial Kasad, Mayjen TNI Bachtiar, Danrem 121/ABW, Kolonel Inf
Binarko Sugihantio, Dandim 1206/PSB, Letkol Inf Jayusman, Danyon 644/ WLS,
Mayor Inf Vivin Avianto, beserta bebapa Anggota DPRD, Kepala SKPD, Tokoh Agama
dan Masyarakat Kapuas Hulu.
Dalam silaturahmi lintas sektoral ini, Wabup Agus memaparkan
beberapa hal terkait keadaan Kabupaten Kapuas Hulu. Diantaranya tentang
keberadaan beberapa kecamatan di Kapuas Hulu yang berbatasan langsung dengan
negara Malaysia. 7 kecamatan tersebut adalah Puring Kencana, Empanang, Badau,
Batang Lupar, Embaloh Hulu, Putussibau Utara dan Putussibau Selatan. Penduduk
dikawasan perbatasan ini hanya 122.162
jiwa. Dari ethnis dan suku, jelas Agus, Kapuas Hulu di dominasi suku Dayak,
Melayu, Thiong Hoa, Batak, Jawa dan Padang. Kendati demikian banyak suku yang
berbeda di Kapuas Hulu, keharmonisan tetap terpelihara dengan baik.
“Suku disini banyak, namun kami banggan kami disini sangat
aman dan saling menghargai dengan semangat bersamaan dan semangat gotong
royong,” imbuhnya.
Wabup pun memaparkan Kapuas Hulu memiliki sejumlah potensi
unggulan. Seluruh potensi tersebut merupakan bagian dari kekayaan alam yang
terdapat di Bumi Uncak Kapuas. Salah satunya adalah skema ekowisata berbasis
pemberdayaan masyarakat yang diupayakan melalui Taman Nasional Danau Sentarum
dan Taman Nasional Betung Kerihun. “Selain itu kami juga memiliki daya dukung
tinggi yakni hutan dan lahan yang luas untuk perkebunan, termasuk sebagai lokasi
yang berpotensi untuk bahan tambang. Kami juga memiliki potensi ikan air tawar
terlengkap di Danau Sentarum,” papar Agus.
Dikatakan Wabup Agus selain beberapa unggulan tersebut
Kapuas Hulu memiliki 3 issu. Pertama Kapuas Hulu merupakan kabupaten perbatasan,
kedua Kapuas Hulu adalah kabupaten konserfasi dan terakhir Kapuas Hulu salah
satu kabupaten tertinggal yang 133 desanya berstatuskan tertinggal dan 43
desanya berstatuskan sangat tertinggal. “Walau begitu pendidikan Kapuas Hulu
sudah cukup baik, sekarang baru satu perguruan tinggi. Kedepan sudah kami
inisiasikan sebuah akademi politeknik. Sedangkan untuk IPM di Kalbar, Kapuas
Hulu nomor 2 setelah Kota Madya Pontianak,” ujarnya.
Sementara itu, Pangdam XII/TPR, Mayjen TNI Ridwan menuturkan
kunjungannya ke Kapuas Hulu adalah untuk mendalami dan memahami kawasan serta
adat budaya masyarakat paling timur Kalbar ini. Selain itu untuk mengingatkan 4
hal sesuai amanat dari Presiden RI. Pertama perihal patok negara, karena ini
bagian dari kedaulatan negara. Kedua kasus buruh yang tidak sesuai gajih akan
memicu kerusuhan. Selanjutnya, masalah pemilihan umum yang juga dapat
mengundang keributan. Selanjutnya konflik komunal seperti masalah tanah, dan
batas antar kampung. Ketika ini berkaitan dengan potensi tambang tentu sangat
riskan, bila perlu zona batas itu dikasi bambu.
“Terkait beberapal ini Kapuas Hulu sudah lebih baik dan aman
jadi saya harapkan itu dipertahankan,” jelasnya.
Pangdam XII/TPR pun mengamanatkan kepada seluruh satuan TNI
di Kapuas Hulu untuk selalu menjalin sinergitas dengan Pemkab Kapuas Hulu dalam
mendukung pembangunan daerah serta mewujudkan kenyamanan daerah.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !